Survei ManageEngine, Profesional TI Lebih Memilih Lingkungan Kerja Jarak Jauh
ManageEngine, divisi pengelolaan TI enterprise dari Zoho Corporation belum lama ini mengumumkan hasil surveinya, Survei bertajuk The State of ITSM in the Covid-19 Pandemic menggunakan responden lebih dari 500 profesional TI global. Isinya menyoroti akibat dan tantangan yang disebabkan pandemi Covid-19 bagi tim-tim layanan TI.
Survei yang dilakukan manageEngine juga berfokus pada lima aspek ITSM. Lima aspek tersebut adalah pengaruh terhadap karyawan yang bekerja jarak jauh, implikasi pengeloaan finansial dan asset, isu keamanan dan tata kelola, layanan pihak ketiga dan bantuan teknologi, serta tingkat keberhasilan keberlangsungan bisnis. Survei ini menghasilkan beberapa temuan penting yang harus diketahui perusahaan dan tim ketika mengadaptasi lingkungan kerja jarak jauh.
Adopsi layanan cloud, pengelolaan pengetahuan dan layanan sendiri menjadikan ITSM jarak jauh lebih mudah
Seiring dengan mulainya karyawan bekerja di luar perimeter perusahaan, data dan alat-alat yang ada di jaringan menjadi tidak bisa dijangkau. Karena itu, mayoritas (78%) professional TI mengatasi rintangan ini dengan bertransisi ke layanan-layanan cloud.
Lebih lanjut, tim-tim TI global telah mengadopsi alat-alat dan aplikasi-aplikasi baru untuk mengakomodasi tenaga kerja yang tersebar. Ini berujung pada meningkatnya kebutuhan untuk memperbarui artikel pengetahuan dan dokumentasi pengguna untuk mengaplikasikan berbagai teknologi baru.
Sayangnya, dalam situasi sekarang yang penuh tekanan baru bagi service desk, cukup banyak perusahaan tidak memiliki teknologi layanan sendiri (28%) dan agen virtual (24%) untuk mengimbangi beban kerja tambahan. Bukti-bukti dari survei ini menunjukkan korelasi tinggi keberhasilan ITSM jarak jauh di berbagai perusahaan yang menggunakannya. Dengan begitu, perusahaan sangat layak untuk berinvestasi dalamnya.
Temuan-temuan penting lainnya menunjukkan terus adanya keprihatinan keamanan
Data lebih lanjut menunjukkan:
- Pengaruh dari karyawan bekerja jarak jauh: 72% professional TI menegaskan efektivitas berkelanjutan dari ITSM bahkan dalam berbagai skenario kerja jarak jauh. Tapi, hanya satu dari dua perusahaan yang memiliki kebijakan BYOD untuk mendukung produktivitas berkelanjutan dalam lingkungan kerja jarak jauh baru.
- Implikasi pengelolaan finansial dan asset: 4 dari 5 responden percaya TI akan lebih mengapresiasi dalam hal anggaran, gaji dan pengakuan upaya, setelah krisis ini berakhir. Saat ini hanya ada 15% perusahaan yang tidak dilengkapi dengan aplikasi dan alat yang dibutuhkan untuk bekerja jarak jauh.
- Masalah keamanan dan tata kelola: Hanya 40% perusahaan yang yakin setuju bahwa mereka dilengkapi untuk menangani peningkatan dalam keprihatinan keamanan dan privasi terkait dengan karyawan yang bekerja di luar kantor.
- Layanan pihak ketiga dan bantuan teknologi: Di antara perusahaan yang mengalih-daya ITSM, lebih dari 70% merasa puas dengan kinerja MSP mereka. Yang menarik, layan-sendiri TI tidak ada dalam 28% perusahaan yang menjadi responden.
- Tingkat keberhasilan keberlanjutan bisnis: Sebagian besar perusahaan memiliki rencana keberlanjutan bisnis (business continuity plan – BCP), hanya 20% yang tidak memilikinya. BCP yang handal merupakan factor penting untuk keberhasilan dukungan TI jarak jauh.
“Pandemi ini telah membawa organisasi TI ke depan hanya dalam waktu singkat,” kata Rajesh Ganesan, Vice President, ManageEngine. “Seberapa baik kinerja perusahaan dalam beberapa bulan terakhir terkait pada seberapa baik organisasi TI memampukan kerja jarak jauh. Tren ini akan terus berlanjut. Tren akan terus berjalan seiring dengan bisnis yang terus berjuang untuk bertahan. Selain itu, bisnis juga harus bersaing dan menjadi pemimpin dalam waktu yang sulit ini. Dengan begitu, diharapkan dapat menutup celah-celah teknologi yang disorot dalam survei ini. Kami mengerti perubahaan ini dan menambah berbagai kemampuan dalam lini produk kami untuk membantu memberdayai para pelanggan kami.”