Indonesia, India, dan Afrika Selatan Bergabung Dalam World Logistics Passport
World Logistics Passport (WLP), sebuah inisiasi kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan peluang perdagangan di antara pasar berkembang, baru saja menginformasikan bahwa Indonesia, India, dan Afrika Selatan telah masuk sebagai anggota baru. Ketiga negara ini bergabung dengan Kolombia, Senegal, Kazakhstan, Brazil, Uruguay, dan Uni Emirat Arab. Semuanya menjadi perkumpulan di mana negara-negara dapat berbagi keahlian guna memperlancar arus perdangan di dunia.
WLP menciptakan peluang bisnis di Afrika, Asia, Amerika Tengah dan Selatan. Ini berguna untuk meningkatkan rute perdagangan yang telah ada dan mengembangkan rute perdangangan baru. Caranya melalui program loyalitas logistik pertama di dunia untuk perusahaan pengiriman barang dan pedagang. Program ini mengatasi hambatan perdagangan non-tarif dengan melakukan pelacakan cepat untuk setiap pergerakan kargo. Ini bisa mengurangi biaya administrasi, mempercanggih informasi kargo, dan memfasilitasi pergerakan antara pelabuhan dan udara.
Sebagai contoh, perjalanan kargo dari Jakarta ke Johannesburg. Mengangkut barang bernilai tinggi dan berbobot rendah melalui rute transportasi yang sudah ada di Eropa membutuhkan waktu yang lebih lama. Biayanya juga lebih lebih mahal, dibandingkan jika barang melewati Dubai. Dengan WLP, pedagang dapat menghemat 25% biaya pengangkutan dan 10% waktu transit untuk mengangkut barang dari Indonesia ke Afrika Selatan.
WLP memiliki rekam jejak yang telah terbukti. Di Dubai, 12 rekanan lokal telah mengonfirmasi bahwa lebih dari 50 jenis manfaat telah diterima oleh 300 pedagang, yang mana merepresentasikan setidaknya 50% dari perdagangan di Uni Emirat Arab. Sejak didirikan pada tahun 2019, WLP telah menghasilkan nilai total perdangangan lebih dari AED 3 miliar.
Mike Bhaskaran, CEO World Logistics Passport, mengatakan, “World Logistics Passport meningkatkan ketahanan dalam rantai pasokan global dan menghilangkan hambatan yang mencegah negara berkembang untuk melakukan perdagangan sebebas mungkin, yang saat ini sangat penting karena pemerintah di seluruh dunia sedang berusaha untuk bangkit dari dampak ekonomi dari COVID-19.”
“Pengumuman hari ini menunjukkan bahwa pemerintah dan pelaku bisnis bertolak belakang mengenai barang dan jasa bergerak di dunia, dan kami sangat senang menyambut Indonesia, India, dan Afrika Selatan menjadi bagian dari World Logistics Passport,” lanjut Mike.
Indonesia Adalah Negara Asia Tenggara Pertama yang Bergabung dengan WLP
Indonesia adalah pasar yang strategis bagi WLP. Ini karena Indonesia merepresentasikan kawasan strategis dari konsep WLP di mana pertumbuhan ekonomi didorong oleh ekspor manufaktur.
WLP akan melengkapi dan memperkuat tujuan utama dari tahap akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Terutama dalam meningkatkan daya saing nasional dan menciptakan lapangan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi di seluruh wilayah Indonesia. Visi tersebut dapat dicapai dengan memperkuat sistem distribusi yang menjamin efisiensi dan integrasi pasar domestik ke global.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Indonesia mencapai USD 16.54 miliar pada Desember 2020. Angka ini, meningkat 14.63% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara nilai impor turun 0.47% menjadi USD 14.44 miliar (perbandingan periode yang sama di tahun sebelumnya).
WLP menyambut baik Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia atau Indonesia National Shippers’ Council sebagai mitra. Hal ini karena akan memberikan manfaat terkait navigasi pasar lokal. Tahun lalu, Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan PCFC di Dubai untuk merealisasikan kerjasama perdagangan. Dengan begitu, bergabungnya Indonesia dengan WLP dapat dilihat sebagai evolusi dari kemitraan yang sudah mengakar.
“Kami sangat senang untuk dapat bergabung dengan jaringan global World Logistics Passport sebagai rekanan dan pemberi manfaat. Kami percaya bahwa pengusaha jasa angkutan laut Indonesia dapat mendapatkan manfaat dari program insentif berskala global ini. Terutama untuk meningkatkan hubungan perdagangan selatan-selatan,” jelas Toto Dirgantoro, Ketua Indonesia National Shippers’ Council.
Memperluas Mitra
WLP kini bermitra dengan Bandara Internasional Mumbai (Bandara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj), Terminal Kontainer Internasional Nhava Sheva (Mumbai), dan Emirates SkyCargo di India dan Nepal. Saat ini, WLP sedang menanti partisipasi Kementerian Perdagangan dan Industri. Kementrian ini untuk mewakili pengawasan pemerintah untuk operasi local serta CBIC (Bea Cukai) sebagai mitra, dan juga organisasi kawasan lainnya.
Kamar Dagang Johannesburg telah menandatangi Perjanjian Kerangka Kerja dengan WLP dan melanjutkan negosiasi bilateral dengan pemerintah. Bergabung dengan WLP akan menjadi dorongan utama bagi Perjanjian Perdagangan Bebas Kontinental Afrika. Hal ini akan membuka potensi pasar baru di negara-negara kawasan Afrika.