Dunia Pekerjaan akan Berubah Pasca Pandemi
Dunia pekerjaan akan terus berubah setelah adanya pandemi Covid-19. Ini merupakan kesimpulan akuntan profesional yang mengikuti webinar ICAEW-AFA Bitesize Webinar on the Future of Work beberapa waktu lalu. Webinar yang diselenggarakan ICAEW (the Institute of Chartered Accountants in England and Wales) dan AFA (the ASEAN Federation of Accountants). Webinar mendiskusikan faktor yang berdampak pada dunia kerja. Terutama selama pandemi berlangsung. Hasilnya, tiga faktor tersebut adalah, percepatan proses transformasi digital, jam kerja fleksibel, dan peningkatan kesempatan bekerja remote. Webinar ini diikuti oleh berbagai peserta dari Singapore, Indonesia, Malaysia, Hong Kong dan negara di kawasan Asia tenggara lainnya.
Mark Billington, Direktur Regional ICAEW, Greater China dan Asia Tenggara meresmikan sesi webinar tersebut dengan berbagi temuan dari survei ICAEW. Survei ini berjudul ICAEW Future of Work Report. Survei dilakukan kepada para chartered accountants di lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Hasilnya menemukan bahwa hampir semua bisnis dan usaha menduga kehidupan kerja akan berbeda di masa depan. Apalagi jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.
Mark bergabung dengan para pemimpin industri ternama seperti Bonnie Tham, Head of People & Support, BDO Malaysia; Tay Woon Teck, Managing Director, Business Consulting, RSM Singapore; Sarah Foo, Chairman, CA ANZ, Hong Kong Overseas Regional Council 2021 dan ASPAC Technology and Automation Lead – Global Indirect Tax Services, KPMG dalam diskusi panel yang penuh wawasan tentang manfaat dan tantangan model kerja baru untuk kedepannya.
Dalam laporan ICAEW Future of Work Report yang dibahas di webinar ini, ICAEW menemukan bahwa tiga faktor teratas. Tiga faktor ini berdampak positif pada kehidupan kerja responden. Ketiga faktor tersebut adalah akselerasi dalam transformasi digital (87 persen), jam kerja fleksibel (74 persen), dan peningkatan kerja jarak jauh (66 persen). Namun, responden juga menyoroti tantangan signifikan dalam menghadapi pengaturan kerja baru. Tantangan ini adalah kesulitan dalam melibatkan klien baru dan membangun hubungan (61 persen), menjaga moral staf (57 persen) dan mempertahankan klien dan hubungan yang sudah ada (54 persen).
Tantangan di Fase Berikutnya
Sentimen tersebut juga terus digaungkan selama diskusi panel. Dimana para panelis juga menyinggung adanya tantangan untuk menerima bakat baru, meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi kelelahan (burn-out) di antara karyawan, dan cara mempertahankan kontak dengan konsumen dan komunikasi yang kuat dengan para klien.
“Hasil survei kami menggarisbawahi perlunya lebih banyak inisiatif dalam pendampingan, bimbingan dan pelatihan formal untuk talenta baru, serta cara baru untuk terlibat secara virtual baik secara internal maupun eksternal. Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa organisasi adalah tentang manusia, dan kesuksesan serta kesejahteraan keduanya saling terkait erat,” ungkap Mark Billington.
Sesi ini juga melibatkan peserta dalam survei singkat setelah webinar dilaksanakan. Sesi mengumpulkan berbagai tanggapan tentang bagaimana mereka memandang lanskap dunia kerja di masa depan. Sejalan dengan hasil survei internasional, survei ini menemukan bahwa lebih dari sembilan dari sepuluh responden percaya bahwa kehidupan kerja akan terus terlihat berbeda setelah pandemi (92 persen). Sementara hampir delapan dari sepuluh responden menyatakan bahwa kehidupan pekerjaan mereka sangat dipengaruhi oleh pandemi (79 persen).
“Di tengah realitas jarak jauh baru dan lanskap bisnis yang berkembang pesat, penting bagi akuntan untuk bertindak sebagai penasihat terpercaya. Akuntan harus berfungsi sebagai kekuatan untuk kebaikan. Akuntan dapat memandu bisnis dan organisasi tentang cara menavigasi fase normal baru untuk pekerjaan. Mereka juga harus mengatasi kepedulian yang berkelanjutan dan mendorong fase pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan berikutnya. Dalam banyak hal, ini semua dimulai dengan mengadopsi pendekatan yang mengutamakan manusia. Tentang cara menumbuhkan pengalaman kerja digital yang efisien dan memuaskan sambil mengatasi masalah tertentu seperti kurangnya komunikasi tatap muka dengan karyawan dan klien baru,” kata Aucky Pratama, Direktur Eksekutif, AFA.