Diperlukan Kolaborasi Antar-Pihak untuk Dukung Digitalisasi UMKM dan Ekonomi Inklusif
Digitalisasi UMKM kerap dinilai menjadi kunci untuk bertahan melalui pandemi bagi pelaku usaha. Hal ini menjadi sorotan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada webinar bertajuk Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi. Acara ini digelar pada April 2021 kemarin. Menurut Sri Mulyani, potensi penciptaan nilai hingga 44 miliar dolar AS bisa diraih. Syaratnya Indonesia bisa membangun infrastruktur digital dan mengembangkan ekonomi digital sendiri.
“Bisa meningkat menjadi 124 miliar dolar AS [pada tahun 2025], ini adalah suatu potensi yang luar biasa. Artinya tiga kali lipat potensi ekonomi bisa meningkat dengan adanya infrastruktur digital,” kata Sri Mulyani.
Selain investasi infrastruktur keras oleh pemerintah, peningkatan literasi digital juga menjadi penting. Ini untuk memastikan pelaku UMKM tidak tertinggal digitalisasi yang terakselerasi oleh pandemi Covid-19.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT HM Sampoerna Tbk., Elvira Lianita, juga mengamini pernyataan Sri Mulyani. Oleh sebab itt, diperlukan kolaborasi semua pihak dan upaya secara sadar untuk membentuk dunia yang lebih inklusif. Tidak hanya memandang inklusi gender. Namun juga inklusi digital dan keuangan untuk berbagai lapisan masyarakat.
Elvira mengambil contoh melalui dua inisiatif perusahaan: Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Melalui SRC, Sampoerna bermitra dengan 130.000 toko kelontong yang tersebar di 34 provinsi. Ini bisa membantu mereka menjadi lebih baik dan meningkatkan omzet. SRC juga memperkenalkan aplikasi AYO SRC yang membantu toko terhubung secara daring dengan pemasok. Sehingga bisa membuka akses permodalan.
Menurut Elvira, pandemi mengakselerasi adopsi aplikasi AYO SRC dimana pembatasan sosial mengharuskan toko mengoptimalkan aplikasi daring.
Pada sisi lain, pusat pelatihan SETC menyesuaikan pelatihan menjadi berbasis daring dengan materi seperti pemasaran daring dan pengelolaan akun media sosial serta marketplace untuk mendukung UMKM bertahan melalui pandemi.
SRC dan SETC juga menjadi bukti lain besarnya peran perempuan sebagai penggerak perekonomian, dengan 57% dari 130.000 toko kelontong anggota SRC dimiliki dan dikelola perempuan sementara 63% dari 1.500 UMKM binaan SETC adalah milik perempuan.
Pentingnya Kaum Perempuan dalam Perekonomian
Perempuan memegang peran penting dalam perekonomian, tapi masih banyak langkah yang perlu diambil. Elvira menutup dengan menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dan juga upaya secara sadar dari kita semua untuk membentuk dunia yang lebih inklusif.
“Utamanya di daerah-daerah, kami percaya, dan kami lihat sendiri pada UMKM bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tidak kalah baiknya dengan apa yang dilakukan laki-laki. Sekarang, [yang dibutuhkan] adalah komitmen bagaimana kita membuka akses pendidikan dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan,” tutup Elvira.