Ini Dia Mitos dan Fakta Seputar Jaringan 5G
Kehadiran generasi kelima (5G) sangat ditunggu oleh konsumen, terutama pengguna smartphone di Indonesia. Teknologi baru ini membawa kecepatan super cepat. Ini membuat orang tertarik untuk bisa menikmati layanannya melalui para penyedia jasa koneksi jaringan 5G.
Namun demikian, banyak yang belum paham mengenai teknologi baru ini. Bahkan muncul beberapa informasi atau mitos yang kurang tepat mengenai 5G.
Mitos Seputar 5G
1. Jaringan 5G akan menggantikan 4G
Asal kamu tahu, jaringan 5G dibangun di atas jaringan 4G LTE yang ada. Jaringan 4G dan 4G LTE pada dasarnya menyediakan dasar untuk struktur 5G saat ini, sehingga jaringan 5G tidak akan menggantikan 4G dalam waktu dekat. Faktanya, di banyak daerah, cakupan 3G masih ada untuk alasan yang sama — karena mengisi celah untuk cakupan 4G.
2. Jaringan 5G menyebarkan virus Corona
Ya, ini adalah mitos yang tersebar di internet. Meski terdengar konyol, teori konspirasi ini mendapat daya tarik di masa-masa awal pandemi COVID-19. Namun, tidak ada bukti yang menguatkan teori ini. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) tidak menyebar melalui gelombang radio atau jaringan seluler: namun melalui hembusan udara atau droplet dari orang yang terkontaminasi ke orang lain secara langsung. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus turun tangan mengklarifikasi bahwa COVID-19 juga menyebar di banyak negara yang tidak memiliki jaringan seluler 5G.
Fakta-fakta 5G
1. Teknologi 5G diperlukan untuk mengikuti perkembangan dunia yang serba cepat
Negara Amerika Serikat mulai sedikit tertinggal dalam hal teknologi 5G. Korea Selatan justru telah membangun jaringan 5G sejak Desember 2018, disusul tiga operator di China pada Oktober 2019 dan empat penyedia jaringan 5G di Inggris sepanjang 2019. Meski agak tertinggal, pada tahun ini Indonesia siap menggelar layanan 5G secara komersil yang dimulai pertama kali di bulan Mei 2021.
2. Jaringan 5G bisa diakses setelah tersedia ponsel 5G
Hal ini benar dan berlaku apabila kamu tinggal di salah satu kota yang telah menyediakan jaringan 5G. Khusus di Indonesia, baru kota Jakarta yang menyediakan akses 5G secara terbatas, salah satunya di Bandara Soekarno Hatta. Di lokasi ini kamu dapat memanfaatkan jaringan 5G dengan menggunakan ponsel yang kompatibel dan telah diaktifkan akses 5G.
3. Kamu akan membutuhkan ponsel baru setelah jaringan 5G diluncurkan
Untuk benar-benar memanfaatkan semua yang ditawarkan 5G, kamu memerlukan ponsel yang kompatibel dengan 5G. Sisi baiknya, karena jaringan 5G dibangun di atas jaringan 4G dan 4G LTE maka tidak serta-merta kamu harus membeli ponsel baru 5G sesegera mungkin. Semua ponsel yang ada akan tetap dapat terhubung ke jaringan 4G dan beroperasi dengan baik.
Smartphone 5G dari Oppo
Seperti yang kita ketahui, saat ini sudah ada beberapa ponsel cerdas yang sudah mendukung jaringan 5G. Smartphone yang mendukung layanan 5G di Indonesia adalah yang memiliki kemampuan teknologi 5G NSA (non-standalone) pada frekuensi 2300MHz atau Band 40 (n40). Nah, Oppo memiliki sejumlah perangkat yang mendukung fitur 5G, mulai dari yang termurah yaitu Oppo A74 5G yang berbanderol 3 jutaan hingga Oppo Find X3 Pro yang harganya di atas 15 jutaan rupiah.
Oppo A74 5G merupakan perangkat lini seri A pertama yang dilengkapi jaringan 5G. Kemampuan ini diperoleh dengan adanya Snapdragon 480 5G, System-on-Chip 5G terjangkau dari Qualcomm yang memeberikan banyak dukungan terhadap semua band 5G, termasuk Band 40 atau frekuensi 2300MHz. Oppo A74 5G juga dilengkapi dengan baterai berdaya 5000mAh dengan teknologi pengisian daya cepat 33W untuk mengisi baterai secara penuh dalam waktu 72 menit.
Sebelumnya, Oppo juga telah merilis ponsel 5G melalui seri Oppo Find X, Find X2 Pro dan Reno5 5G. Oppo Reno5 5G dibanderol dengan kisaran harga Rp6 jutaan, dengan spesifikasi lebih tinggi dibanding Oppo A74 5G.