Hati-hati! Rokok dan Hipertensi Jadi Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung dan Kardiovaskular
Bulan Mei memang sudah berlalu. Namun ada dua peringatan penting yang berada di setiap bulan Mei. Kedua peringatan tersebut adalah Hari Hipertensi Sedunia dan Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Untuk tahun 2023 ini, tema global yang diusung masing-masing peringatan ini adalah “Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer” atau “Ukur tekanan darah Anda secara akurat, kendalikan, hidup lebih lama” dan “We need food, not tobacco” atau “Kita membutuhkan makanan, bukan tembakau”.
Sebagaimana yang telah banyak diketahui bahwa penyakit jantung masih menjadi salah satu penyakit mematikan di urutan teratas bukan saja global tapi juga di Indonesia. Rokok dan hipertensi menjadi beberapa faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan kardiovaskular.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya penyakit jantung koroner (PJK). Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.
Peningkatan prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan pola hidup dan perilaku masyarakat seperti merokok, minum alkohol, makan makanan berlemak, kurang konsumsi buah dan sayur, stres, dan aktivitas fisik rendah.
PJK atau Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit kardiovaskular yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas tertinggi pada kelompok penyakit tidak menular baik di dunia maupun di Indonesia. Salah satu faktor perilaku tidak sehat yang sering dikaitkan dengan kejadian penyakit jantung koroner adalah kebiasaan merokok dan gaya hidup yang tidak sehat.
“Penggunaan tembakau adalah salah satu penyebab utama dari kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia. Tembakau sebagai bahan utama dari rokok dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan termasuk penyakit jantung dan kardiovaskular dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Merokok juga dapat merusak lingkungan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim, menghabiskan sumber daya, dan merusak ekosistem”, ujar Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin.
“Di sisi lain, makanan sangat penting untuk kesehatan serta kesejahteraan setiap orang. Pola makan yang sehat dapat mengurangi banyak risiko penyakit kronis juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Diet seimbang mencakup berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat”, Esti menambahkan.
Edukasi tentang bahaya hipertensi dan jantung
Dalam peringatan Hari Hipertensi Sedunia dan Hari Tanpa Tembakau tahun ini, Yayasan Jantung Indonesia bekerjasama dengan Neo Soho Mall mengadakan rangkaian kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai faktor risiko, pencegahan, dan pengelolaan hipertensi serta meningkatkan pemahaman mengenai risiko kesehatan terkait dengan merokok serta memotivasi individu untuk memilih langkah-langkah menuju gaya hidup sehat bebas tembakau. Kegiatan-kegiatan edukasi yang dimaksud adalah Talkshow (Heart Talk) mengenai “Rokok dan Hipertensi Menjadi Faktor Utama Penyakit Jantung?” yang menghadirkan Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin, Duta Yayasan Jantung Indonesia Mikha Tambayong dan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA, FAsCC – Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah; Basic Life Support (CPR/BHD) yaitu pengenalan pertolongan pertama apabila ada individu di sekitar kita yang terkena serangan jantung; Senam Jantung Sehat bersama; skrining tekanan darah, gula darah, dan kolesterol; photo booth 360 serta pengunjung dapat menukarkan rokok dengan makanan sehat.
“Dari berbagai jenis penyakit jantung, memang faktor utama penyebabnya berbeda-beda. Tapi kalau berbicara konteksnya penyebab jantung itu apa, kita berbicara jenis serangan jantung yang sering terjadi, itu penyebabnya merokok, obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes. Ini penyebab tersering yang kita bisa ubah. Yang tidak bisa diubah yaitu genetik. Periksakan tekanan darah Anda secara rutin. Semakin dini hipertensi diketahui dan diatasi serta menghindari penyebabnya, maka semakin rendah resiko komplikasi yang akan terjadi”, ujar dr. Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA, FAsCC – Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
Sementara itu Duta Yayasan Jantung Indonesia Mikha Tambayong juga memberikan sedikit kiat hidup sehat dalam kesehariannya. “Yang paling utama adalah berolahraga rutin 3 sampai 4 kali agar mood selalu baik, jantung lebih sehat, hingga bentuk tubuh lebih ideal. Kemudian diikuti dengan menjaga pola makan serta menghindari rokok, karena bukan hanya memilih makanan atau minum yang akan masuk ke tubuh kita, tapi menjauhi rokok juga dapat membantu menjaga kesehatan kita”, ujarnya.