Antusias Masyarakat Indonesia Terhadap Kendaraan Listrik Cukup Besar
Studi terbaru menunjukkan bahwa Indonesia dan negara tetangga di Asia Tenggara terus antusias untuk memiliki kendaraan listrik. Antusiasme ini sebagian besar didorong oleh kebutuhan yang semakin besar untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Edisi kedua studi Nissan oleh Frost & Sullivan, berjudul ” The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia” dirilis hari ini selama “Nissan FUTURES – Electrification and Beyond”, sebuah pertemuan virtual para pemimpin industri, pemerintahan, dan media.
Riset konsumen di Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Singapura mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga (64%) responden di seluruh Asia Tenggara mengatakan bahwa mereka lebih mempertimbangkan kendaraan listrik dibandingkan lima tahun lalu. 66% konsumen di seluruh wilayah percaya bahwa mereka pasti akan memakai mobil listrik. Hal ini akan menjadi bagian dari kehidupan mereka dalam waktu dekat.
Menurut studi tersebut, 50% pemilik kendaraan non-listrik di Indonesia menyatakan bahwa mereka pasti akan mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai pembelian mobil berikutnya dalam tiga tahun ke depan. Dampak positif terhadap lingkungan dan teknologi keselamatan menjadi faktor utama bagi masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan kendaraan listrik.
44% responden Indonesia berpendapat bahwa kendaraan listrik itu keren dan trendi – tertinggi di wilayahnya – dan 58% percaya bahwa biaya perawatan untuk kendaraan listrik lebih murah dibandingkan mobil konvensional.
Sejalan dengan studi serupa yang dilakukan pada tahun 2018, studi terbaru menunjukkan bahwa manfaat pajak (80%), pemasangan stasiun pengisian daya di kawasan pemukiman (80%) dan jalur prioritas untuk kendaraan listrik (55%) adalah 3 faktor teratas responden Indonesia untuk beralih ke kendaraan listrik. Hal ini menunjukkan kebutuhan yang terus berlangsung bagi produsen mobil, pembuat kebijakan, dan pihak swasta untuk berkolaborasi dalam mendorong penerapan mobilitas listrik.
Berkurangnya Hambatan untuk Memiliki
Masih ada hambatan dalam memiliki kendaraan berlistrik, namun penelitian menunjukkan lebih banyak optimisme di antara responden Indonesia terhadap kendaraan listrik. Ketakutan akan kehabisan daya sebelum tiba di charging station terus menjadi penghalang paling
signifikan dalam memiliki kendaraan berlistrik di Indonesia, meski kekhawatiran tersebut turun dari 73% pada 2018 menjadi 54% pada 2020.
Temuan ini juga memberi petunjuk pada tren mobilitas listrik berikutnya di Indonesia, yaitu e-POWER. Tren ini menggunakan teknologi EV dan menghilangkan pengisian daya.
Trend EV berikutnya
Survei mengidentifikasi salah satu trend besar berikutnya dalam mobil listrik di Indonesia yakni Nissan e-POWER. Teknologi ini memberi konsumen pengalaman berkendara EV, tanpa perlu mengisi daya.
Faktor yang paling menarik bagi pengemudi Indonesia adalah bahwa e-POWER memberikan akselerasi yang cepat dan halus (62%). Selanjutnya diikuti berkendara dengan senyap (59%) dan output tenaga mesin yang tinggi (53%). Fakta bahwa e-POWER bekerja dengan penggerak motor listrik 100% tanpa perlu charger eksternal merupakan solusi inovatif. Terutama bagi pelanggan Indonesia yang ingin mendapat pengalaman menyenangkan dalam berkendara dengan mobil listrik.
Nissan Motor Distributor Indonesia telah mengusung Nissan Kicks e-POWER ke Indonesia sejak September 2020 dan mendapatkan sambutan yang sangat positif dari masyarakat Indonesia demikian info dari Tan Kim Piauw, Sales & Marketing Director, PT Nissan Motor Distributor Indonesia.
Kontribusi untuk masa depan yang lebih hijau
Studi ini juga mengungkap kesadaran lingkungan lebih hijau yang berkembang di seluruh Asia Tenggara. Dengan responden di wilayah tersebut percaya bahwa memiliki mobil listrik niscaya akan turut serta berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Pada tahun 2020, 38% responden di Asia Tenggara dapat diklasifikasikan sebagai ‘pecinta lingkungan’. Ini menarik dibandingkan dengan 34% dalam penelitian serupa pada tahun 2018. Kelompok konsumen ini didorong oleh kesadaran lingkungan yang kuat dan kepedulian terhadap perubahan iklim. Penggunaan kendaraan listrik dipandang sebagai cara mereka peduli terhadap lingkungan.