Bersama PMI, Samsung Hadirkan Samsung Smart Learning Class di Kota Palu
Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Palu, Samsung bekerjasama dengan PMI. Kerja sama ini menghadirkan Samsung Smart Learning Class (SSLC) secara perdana di 2 sekolah dasar negeri, SD Negeri 1 Tatura dan SD Negeri 2 Panau. Diharapkan fasilitas SSLC ini dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada siswa, guru maupun komunitas. Khususnya di kota Palu dan di Sulawesi Tengah pada umumnya. Selain SSLC, kelas-kelas di SD Negeri Kabonena, SMP Negeri 3 Palu dan SMP Negeri 21 Palu yang belum diperbaiki sejak bencana tsunami berakhir pun direnovasi oleh Samsung melalui PMI. Baik fasilitas SSLC dan renovasi kelas tersebut senilai lebih dari Rp. 3,6 Miliar. Ini merupakan bagian dari nilai donasi bencana tsunami di Palu yang didonasikan Samsung melalui PMI di tahun 2018 lalu.
“Samsung Smart Learning Class adalah bentuk dukungan terhadap keberlangsungan pembelajaran yang optimal. Terutama dalam proses persiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dan pembelajaran hybrid. Sekaligus tercapainya akselerasi pendidikan digital di Palu. Hakikat pendidikan dimaknai dengan upaya mendukung peserta didik dengan fasilitas dan teknologi yang tepat guna. Sehingga mereka dapat mengeksplorasi dan berekspresi secara kreatif. Tidak hanya para siswa dan guru namun juga dioptimalkan untuk masyarakat lebih luas. Melalui renovasi infrastruktur sekolah dan program SLCC di Palu, kami berharap dapat menyelaraskan inovasi teknologi kami dengan kegiatan belajar mengajar paska bencana untuk hybrid pembelajaran tatap muka secara efektif,” ujar Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.
Selain dua sekolah dasar negeri, Samsung juga telah menyediakan fasilitas SSLC di MTs Al Khairaat Pusat. Ini akan menjadi tempat bermain anak-anak mengenal dan memanfaatkan teknologi dengan baik mulai dari usia dini. Sehingga mereka dapat mengambil peluang yang akan membawa manfaat untuk masyarakat.
Setelah tiga tahun peristiwa bencana Palu berlalu, banyak upaya yang masih terus dilakukan. Salah satunya pemulihan terhadap fasilitas pendidikan yang menjadi salah satu sektor terdampak. Pendidikan dan teknologi adalah dua aspek penting yang dapat menunjang pertumbuhan kualitas SDM secara nasional. Dampaknya juga tercermin dalam hubungan kemanusiaan.
“Pendidikan akan memperkuat tiga hal, yakni pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kepedulian terhadap sesama. Sedangkan teknologi akan memungkinkan kecepatan, produktivitas dan efisiensi layanan kemanusiaan. Atas dasar inilah, PMI mendukung program SLCC karena secara menyeluruh kepalangmerahan perlu diperkuat oleh pendidikan dan teknologi yang mumpuni. Kami berharap program kerja sama ini sekaligus akan mempermudah dan mempercepat layanan kemanusiaan sesuai dengan semangat PMI untuk Bergerak Bersama Untuk Sesama.” Kata Dr. H. Mohamad Lamakarate., M.Si, Ketua PMI Provinsi Sulawesi Tengah.
Sementara itu, laporan Finalisasi Data dan Informasi Bencana Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga menyebutkan sebanyak 386 sekolah terdampak dari bencana Palu. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek RI menyampaikan, “Penggunaan teknologi saat ini masih menjadi tantangan proses pembelajaran bagi para guru dan siswa, khususnya di Palu paska bencana. Oleh sebab itu, fasilitas, platform serta pelatihan secara menyeluruh melalui SSLC sangatlah dibutuhkan. Apalagi saat ini, kami sedang mempersiapkan PTMT dan pembelajaran hybrid dapat berjalan secara optimal. Dukungan program SLCC akan berperan penting sebagai sarana dan prasarana penunjang. Sehingga PTMT dan pembelajaran hybrid dapat berlangsung secara kondusif. Kami mengapresiasi kehadiran program SSLC di Palu sekaligus berharap semoga para guru dan siswa dapat bersinergi membentuk proses pembelajaran digital yang menyenangkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.”
Program SSLC menyediakan fasilitas berupa koneksi internet, Samsung AC, Samsung Smart TV berukuran 55 inci, Samsung Tablet Galaxy Tab A with S Pen berukuran 8 inci untuk guru, serta Samsung Tablet Galaxy Tab A berukuran 8 inci bagi siswa. Program SSLC juga dibekali dengan aplikasi Samsung Knox Manage, Learning Management System dari myScool dan e-book interaktif dari PesonaEdu. Tak hanya itu, pelatihan-pelatihan yang mendukung para guru untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran juga diberikan, terutama bagaimana menggunakan aplikasi-aplikasi yang disediakan secara maksimal guna membantu mengeksplorasi metode pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan, sehingga siswa lebih bersemangat untuk menerima materi pelajaran.
Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, S.E. menambahkan, “Tidak hanya pengadaan program SSLC, dukungan Samsung dengan melakukan renovasi sekolah yang mencakup masing-masing 3 ruang kelas belajar di SD Negeri Kabonena dan SMP Negeri 21 Palu, serta 4 ruang kelas belajar dan 1 ruang ekskul di SMP Negeri 3 Palu, juga sangat bermanfaat. Diharapkan, infrastruktur dan fasilitas yang layak dapat menggenjot kualitas pembelajaran kedepannya.”
Tergerak karena dampak bencana
Banyaknya fasilitas sekolah yang rusak dan belum tersentuh perbaikan paska bencana melanda. Hal ini menjadi alasan yang menggerakkan Samsung untuk memberikan bantuan berupa renovasi infrastruktur sekolah. “Teknologi membuka peluang siswa mengeksplor minat mereka lebih luas lagi. Kedekatan siswa dengan teknologi mendorong para guru lebih mengenal dan mengoptimalkan teknologi itu sendiri. Terutama untuk melakukan inovasi agar belajar menjadi lebih menyenangkan. Di sinilah peran fasilitas SSLC untuk membantu integrasi teknologi dengan lingkungan pendidikan yang akan mencetak generasi muda yang bertalenta. Terima kasih kepada PMI, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen, pemerintah kota Palu dan pemerintah provinsi Sulawesi Tengah yang ikut mendorong pemanfaatan teknologi untuk kemajuan fasilitas dan kualitas pendidikan kota Palu di Sulawesi Tengah menjadi lebih baik,” tutup Ennita.