Clariant Kerja Sama dengan Pertamina di Bidang Penilaian Bahan Bakar Nabati
Clariant, sebuah perusahaan bahan kimia khusus melakukan kerja sama dengan Pertamina. Kerja sama ini untuk mengevaluasi dan menguji kelayakan teknologi sunliquid Clariant. Teknologi ini untuk memproses bahan baku (feedstocks) regional yang tersedia di Indonesia menjadi biofuel mutakhir, etanol selulosa.
Indonesia memiliki potensi biomassa sangat besar yang belum dimanfaatkan. Mulai tandan buah kosong hingga daun kelapa sawit yang dapat diubah menjadi etanol selulosa. Pemanfaatannya saat ini masih diabaikan, dan hingga saat ini, kedua bahan baku tersebut seringkali dibakar, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara.
Peningkatan dramatis dalam permintaan etanol diperkirakan terjadi di Indonesia, hal ini terutama dipicu oleh mandat campuran etanol E10 secara nasional. Solusi teknologi bahan bakar canggih, seperti proses Clariant’s sunliquid, sangat penting untuk menyesuaikan potensi bahan baku dengan permintaan akan etanol. Saat ini permintaan etanol terus meningkat di negara ini.
Pertamina dan Clariant telah menyelidiki bagaimana cara menjembatani kesenjangan tersebut sejak tahun 2018. Kolaborasi awalnya difokuskan pada analisis kinerja tekno-ekonomi dan pengujian tandan buah kosong dan daun kelapa sawit. Hasil akhir evaluasi menunjukkan bahwa teknologi sunliquid berhasil mengubah kedua bahan baku menjadi etanol selulosa. Sekaligus mencapai hasil konversi yang baik.
Kemudian, dalam studi rekayasa konseptual yang dilakukan baru-baru ini, keseimbangan proses, spesifikasi sistem, dan ekonomi proses dihitung secara rinci. Hal ini menjadi dasar pertimbangan Pertamina untuk terus berinvestasi di fasilitas produksi bahan bakar nabati komersial dalam skala komersial.
“Kami sangat senang bahwa Pertamina telah memilih proses sunliquid kami untuk penilaian teknologi dan bahan baku ini. Serta untuk studi desain proses untuk pabrik skala komersial berbasis bahan baku regional”, tegas Christian Librera , Vice President and Head of Business Line Biofuels and Derivatives, Clariant
“Hasil yang sangat baik ini sekali lagi menunjukkan fleksibilitas dan efisiensi platform teknologi sunliquid kami. Terutama untuk berbagai bahan baku lignoselulosa, ” tambahnya.
“Saat perusahaan minyak internasional lainnya mulai mengarahkan transisi energi, Pertamina telah berkomitmen untuk memainkan perannya. Terutama dalam mendorong pengembangan energi yang bersih untuk mengurangi emisi karbon global. Komitmen baru dan kuat kami ini didukung oleh penilaian kunci tentang masa depan. Energi bersih adalah kunci keberlanjutan energi”, kata Andianto Hidayat, Vice President Downstream Research and Technology Innovation, Pertamina.
“Oleh karena itu, kami memperkuat portofolio bisnis kami dengan memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti biodiesel, avtur ramah lingkungan, dan bioetanol yang menggunakan sisa-sisa kelapa sawit yang melimpah di Indonesia. Lebih lanjut, kami menyambut pertumbuhan pesat energi bersih melalui pembangunan dua kilang ramah lingkungan dan mengoptimalkan sumber daya dalam negeri untuk menjamin kemandirian energi Indonesia, ” imbuhnya.
Mengurangi Ketergantungan Bahan Bakar Fosil
Terwujudnya proyek berbahan bakar nabati yang cangih dalam skala komersial berdasarkan bahan baku yang tersedia di berbagai daerah dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dari luar negeri dan mengamankan pasokan energi nasionalnya. Pada 2015, pemerintah Indonesia memperkenalkan target nasional untuk biofuel. Amanat pengangkutan untuk bioetanol sebagai bagian dari Non Public Sector Service Obligation (PSO) menetapkan kandungan bioetanol 10% sebagai bahan tambahan bensin dan akan terapkan dalam beberapa tahun ke depan.
Pertamina mempresentasikan hasil proyek tersebut di Hannover Messe yang diselenggarakan secara virtual pada April 2021 kemarin, dimana negara mitranya di tahun ini adalah Indonesia