Delapan Dinas Pendidikan di Indonesia Bangun Pendidikan Modern Bersama Microsoft
Menyambut tantangan dan kesempatan yang muncul dari era pembelajaran hybrid, delapan Dinas Pendidikan dari Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kaur, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Muna, Kota Balikpapan, Kota Kendari, dan Kota Samarinda menegaskan komitmennya untuk memodernisasi pendidikan di wilayah masing-masing. Komitmen ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Microsoft di bidang pengadopsian Microsoft 365 for Education. Ini ditujukan untuk seluruh sekolah yang ada di wilayah tersebut. Selain itu, kerja sama ini juga ingin mendorong pengembangan kompetensi digital tenaga pendidik yang ditunjuk oleh dinas pendidikan setempat. Dan jugasebagai persiapan para guru dan siswa untuk mengikuti sertifikasi kompetensi teknologi berskala internasional.
“Transformasi sistem belajar mengajar bukan perkara mudah karena membutuhkan penerimaan dan keterlibatan dari seluruh pihak yang ada dalam sistem tersebut; mulai dari pendidik, peserta didik, orang tua, hingga institusi terkait. Kurangnya kesiapan satu pihak saja akan berdampak besar terhadap kesuksesan transformasi ini. Melalui kerja sama delapan Dinas Pendidikan dengan Microsoft, saya berharap lebih dari 2.000 sekolah, 40.000 tenaga pengajar, dan 600.000 siswa di Indonesia yang berada dalam naungan delapan Dinas Pendidikan tersebut, akan lebih siap menyambut serta menjalankan tahun ajaran 2021/2022,“ ujar Norman Yoshua, Public Sector Director Microsoft Indonesia.
Kolaborasi Merajut Pendidikan Modern
Pengadopsian teknologi ini akan menata ulang konsep ruang kelas di masing-masing sekolah menjadi digital, sehingga mendukung digitalisasi sekolah yang merupakan bagian dari program Sekolah Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Melalui Microsoft 365 for Education, pendidik akan dapat menulis, menggambar, dan memberikan penekanan pada materi pembelajaran layaknya di papan tulis biasa melalui fitur Whiteboard. Mereka juga akan mampu menganalisis keterlibatan peserta didik di masing-masing mata pelajaran secara lebih komprehensif melalui fitur analitik. Dengan demikian, pendidik dapat lebih memahami minat dan karakter para peserta didik, untuk membantu mendampingi serta mengarahkan tumbuh kembang mereka. Sementara dari sisi peserta didik, mereka akan dapat mengulang atau mengejar materi pembelajaran di waktu produktif mereka, sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, melalui fitur recording dan transcript.
“Kemampuan teknologi dalam membagi peserta didik ke dalam beberapa grup kecil untuk berdiskusi, mengerjakan suatu dokumen secara kolaboratif bersama teman sekelompok, memberikan tugas dengan sistem tagging dan tenggat waktu tertentu, serta mengajukan pertanyaan melalui kolom chat, juga akan mentransformasi seluruh sistem pembelajaran. Sebab, kemampuan ini dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memilih sendiri cara belajar yang sesuai bagi mereka,” ujar Joko Setiyono, M.Kom, Fungsional Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. “Tidak ada satu sistem pembelajaran yang efektif untuk semua anak. Sebagai pendidik, tugas kami adalah untuk berinovasi, memaksimalkan fleksibilitas dan kemudahan yang dihadirkan teknologi, dalam memaksimalkan pengalaman belajar yang terpersonalisasi bagi para siswa,” lanjut Joko.
Transformasi yang Terus Berproses
Transformasi ini tentunya akan terus berproses. Berbagai uji coba masih akan terjadi, seiring dengan semakin meningkatnya literasi digital para pemangku kepentingan industri pendidikan. Beruntung, sedikitnya lebih dari 100.000 guru dari 34 provinsi Indonesia yang tergabung dalam komunitas Microsoft Innovative Educator siap menjadi penggerak kesuksesan transformasi pendidikan dengan aktif mengikuti Training of Trainers (ToT). Dalam program ini, para guru rutin berbagi keterampilan digital baru yang mereka pelajari kepada satu sama lain, serta pengalaman mereka berinovasi dengan teknologi di kelas digital. Hasilnya, dalam dua tahun pelaksanaannya, sebanyak 125.000 guru di Indonesia telah berpartisipasi dan memperkuat kesiapan Indonesia dalam melakukan transformasi pendidikan.
“Tahun ajaran 2020/2021 telah menjadi sebuah periode pembelajaran yang baik bagi kami di sektor pendidikan. Terutama untuk memahami peluang serta tantangan kelas digital maupun hybrid. Bukan tahun yang mudah karena ada 17 kabupaten / kota di provinsi kami yang harus dipercepat transformasinya,” ujar Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. “Meski demikian, berkat para guru inovatif dan inspiratif yang terus menggerakkan pendidikan di Sulawesi Tenggara. Kami siap menyambut tahun ajaran 2021/2022 dengan semangat baru,” lanjut Drs. Asrun Lio.
Berawal dari Guru, Berlanjut ke Kota, Kabupaten, dan Provinsi
Transformasi pendidikan akan memberikan dampak positif bagi pengembangan peserta didik yang dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini akan mendominasi usia produktif dan berkontribusi besar terhadap perekonomian serta kemajuan Indonesia.
“Kami sangat senang melihat tingginya antusiasme para guru. Mereka terus berinovasi dengan teknologi, menyediakan pengalaman belajar mengajar yang sesuai bagi peserta didik di Indonesia. Adanya dukungan dari Dinas Pendidikan pun akan mempercepat transformasi ini. Diawali dengan peningkatan keterampilan sekelompok guru, kini pendidikan di kota, kabupaten, dan provinsi tersebut juga siap bertransformasi. Ini merupakan multiplier effect sesungguhnya dari transformasi digital. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi aktif, menggerakkan transformasi digital di Indonesia,” tutup Norman.