Fintek Syariah ALAMI Tumbuh 3x di Tahun Pandemi
Dampak negatif dari pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua sektor industri di Indonesia. Namun, hal ini berhasil ditangani dengan sangat baik oleh perusahaan peer to peer (P2P) lending atau fintek syariah ALAMI. Perusahaan tercatat tumbuh tiga kali lebih tinggi dibanding kinerja tahun 2019. ALAMI juga berhasil menjaga tingkat Non-Performing Financing (“NPF”) di level 0% atau di P2P Lending diukur dengan TKB90 (Tingkat Keberhasilan Pembayaran lebih dari 30 hari) yang masih di level 100%. Selain itu, ALAMI telah menyalurkan akumulasi pembiayaan sebesar Rp 280 Miliar per bulan November 2020.
Kinerja ALAMI yang meningkat di tengah tantangan pandemi dan resesi ekonomi nasional tidak terlepas dari strategi perusahaan yang mengoptimalkan dua strategi, yakni kolaborasi lintas sektor, proyeksi industri dan bisnis, serta optimalisasi pendana ritel. Adapun, saat ini produk ALAMI berupa pendanaan invoice financing yang ditargetkan ke industri-industri yang defensif terhadap Covid-19, antara lain makanan, logistik dan kesehatan.
CEO ALAMI, Dima Djani, menekankan, pihaknya memiliki visi agar platform finansial berbasis syariah ALAMI bisa digunakan oleh masyarakat umum sebagai pendana ritel. “Esensi sistem keuangan syariah harus dipandang dari perspektif yang lebih luas, di luar unsur keagamaan yang menaunginya. Memang betul kita menggunakan syariat dan nilai Islam sebagai pegangan menjalankan operasional. Namun kami optimis, sistem ini bisa memberikan social impact atau manfaat bagi seluruh elemen masyarakat. Secara return dan peluang keuntungan, platform keuangan syariah dari ALAMI sangat diminati, karena ini adalah instrumen fixed income syariah dengan imbal hasil paling tinggi. Ke depannya, kami harap pendana ritel ALAMI akan terus bertambah secara organik,” tutur Dima.
Sebagai ikhtiar perusahaan merealisasikan visi di atas, ALAMI terus aktif menjalin kolaborasi dan perbaikan sistem. Dalam hal kolaborasi, di penghujung tahun 2020 ini ALAMI juga makin produktif menjalin kemitraan dengan perusahaan jangkar, seperti BPJS Kesehatan dan e-Fishery, yang dimana mitra ALAMI akan membantu mengkonfirmasi data dan menyambungkan sistem back-end melalui integrasi API. ALAMI juga sudah terintegrasi dengan Pefindo Biro Kredit, Fintech Data Center (FDC), dan Pusat Data Fintech Lending (Pusdafil).
Dima menyatakan, sebagai platform penyedia teknologi, perusahaan harus siap dengan bentuk kemitraan menyeluruh termasuk menyediakan solusi teknologi bagi mitranya. Pihaknya menyatakan akan terbuka dengan berbagai kebutuhan infrastruktur penunjang kolaborasi, agar ALAMI bisa menjadi partner yang bisa diandalkan dan memberi manfaat bagi sesama rekan bisnisnya.
“Kami kerap menemukan kenyataan bahwa kolaborasi bisa terhambat karena pihak mitra kerap belum siap bekerja sama dengan perusahaan fintek. Inilah mengapa, kemitraan ALAMI dengan perusahaan-perusahaan jangkar seperti BPJS dan e-Fishery sudah dilengkapi dengan tambahan solusi teknologi seperti integrasi sistem. Hal lain yang tidak kalah penting adalah kekuatan database penunjang untuk memastikan ALAMI berada dalam radar target pengguna, dan dapat secara live memberikan informasi terbaru soal kinerja perusahaan,” tuturnya.
Beberapa target kemitraan ALAMI di tahun 2021 antara lain diarahkan pada perusahaan startup (e-commerce, IOT), rumah sakit, dan perusahaan logistik. Selain itu, ALAMI juga berencana untuk mengkaji peluang sinergi dengan institusi keuangan syariah perbankan lainnya. Contohnya seperti Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
ALAMI Terus Berbenah
ALAMI juga terus berbenah dari sisi perluasan akses pendana ke proyek-proyek terbarunya. Sejak berdiri tahun 2019, ALAMI memiliki pendana dari institusi seperti Bank Syariah Mandiri dan perusahaan multifinance. Kerjasama dengan institusi perbankan juga merupakan bentuk kontribusi ALAMI untuk terlibat dalam realisasi penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selain Bank Syariah Mandiri, ALAMI kini tengah berdiskusi dengan beberapa bank syariah lain untuk skema channeling dana PEN.
Kendati pendana institusi masih mendominasi, ALAMI juga mematok target untuk meningkatkan pendana ritel di ALAMI guna menjaga keseimbangan di sisi diversifikasi dan cost of fund. Salah satunya adalah dengan meluncurkan aplikasi ALAMI. Sebagai kelanjutan dari versi website, pada bulan Oktober 2020, perusahaan resmi meluncurkan aplikasi yang bisa diakses oleh gawai berbasis Android.
“Adapun untuk sistem operasi IOS, insya Allah akan diluncurkan di kuartal 1 tahun 2021. Harapannya, kami bisa mendapat banyak pendana ritel aktif melalui aplikasi di smartphone. Pada bulan Oktober, pendaftar di aplikasi Android kami sudah mencapai empat ribu akun. Jumlah ini naik empat kali lipat dibanding pada platform sebelumnya yang mencapai angka seribuan akun setiap bulannya,” ujar Dima.