Huawei Indonesia Mendukung Program Vokasi Pemerintah
Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Huawei Indonesia dan Kantor Staf Presiden (KSP) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). Penandatanganan MoU ini dilakukan di Hari Sumpah Pemuda ke-92 yang bertema “Bersatu dan Bangkit”.
MoU antara Huawei Indonesia dan KSP yang berdurasi lima tahun ini berisi pengembangan 100 ribu SDM di Indonesia melalui pendidikan vokasi. Diharapkan nantinya SDM Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimiliki Indonesia bertaraf internasional. Huawei Indonesia menyatakan akan mendukung pengembangan SDM yang menguasai teknologi informasi. Hal itu telah menjadi komitmen Huawei sejak hadir di Indonesia 20 tahun lalu.
Pemerintah Kabinet Indonesia Maju menjadikan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas pembangunan nasional. Kebutuhan SDM yang menguasai teknologi dan informasi menjadi syarat penting tercapainya target pembangunan nasional. “Untuk menciptakan ekosistem digital kita butuh kerjasama dengan semua pihak termasuk industri agar talenta yang kita miliki bisa berkembang,” ujar Dr. Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan saat melakukan penandatanganan kerjasama dengan Huawei Indonesia di Jakarta, Rabu (28/10). Penandatangan Nota Kesepahaman antara Huawei Indonesia dan KSP menjadi bertambah istimewa karena bersamaan dengan digelarnya peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 yang bertema “Bersatu dan Bangkit”.
Peluang kepada Talenta Berbakat
Penandatangan kerjasama berdurasi lima tahun ini diharapkan bisa memberikan peluang kepada talenta yang dimiliki Indonesia. Nota kesepahaman (MoU) dengan Huawei Indonesia berisi pengembangan 100 ribu SDM di Indonesia melalui pendidikan vokasi. Diharapkan nantinya SDM Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimiliki Indonesia bertaraf internasional.
Dr. Moeldoko mengapresiasi komitmen Huawei Indonesia untuk mendukung pengembangan SDM yang menguasai teknologi informasi. Sebab menurutnya, bidang tersebut menjadi fondasi penting bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia pada 2045. Hingga 2030, Indonesia membutuhkan 9 juta SDM mumpuni di bidang TIK yang menguasai teknologi digital terdepan seperti Cloud, Kecerdasan Artifisial, Analitik Big Data, 5G hingga IoT. “Ini kebutuhan yang butuh sinergi sejumlah pihak. Pemerintah tidak bisa sendiri, demikian pula swasta,” ujarnya.
CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen, menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia ini. Menurut Chen, keterlibatan aktif dalam pengembangan kualitas SDM di bidang TIK berkompetensi global merupakan bagian dari komitmen panjang Huawei sejak hadir di Indonesia 20 tahun lalu. “Melalui Huawei ASEAN Academy Indonesia, kami menggelar berbagai pelatihan, seminar, studi banding, sertifikasi, hingga kompetisi. Semuanya dirancang memperkaya wawasan, memperdalam pemahaman, serta meningkatkan penguasaan terhadap teknologi-teknologi terdepan,” ujarnya.