Pelatihan Coding Samsung Innovation Campus Cetak Generasi Inovatif
Program Samsung Innovation Campus (SIC) tahun ini diselenggarakan oleh Samsung Electronics Indonesia sejak bulan Januari 2021. Program diikuti oleh total 496 siswa dari seluruh Indonesia. Seluruh peserta dibagi menjadi 119 tim. Memasuki tahap pelatihan, hanya siswa yang berhasil lolos dalam penyaringan, yang akan diasah kemampuannya. Tahap ini akan berlangsung hingga bulan Oktober. Siswa akan diasah kemampuannya dalam berinovasi melalui pendampingan coding dan programming secara intensif selama 12 minggu. Semuanya sampai peserta bisa melengkapi prototipe produk digital, membuat presentasi, dan mengajukan solusi di akhir pelatihan. Samsung menjadikan program ini sebagai upaya meningkatkan kapasitas inovasi di Indonesia yang masih rendah, melalui pendidikan.
Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia mengatakan, “Menempati peringkat 85 dari 131 negara dalam Global Innovation Index 2020 , menandakan Indonesia masih harus mendorong pertumbuhan budaya dan ekosistem inovasi agar lebih optimal. Karenanya, program SIC berperan dalam mengenalkan dan memanfaatkan teknologi yang sesuai perkembangan generasi saat ini. Melalui pembekalan coding dan programming SIC, para generasi muda bisa mendapatkan skill. Terutama skill yang dibutuhkan industri sekarang dan masa depan. Sekaligus membuka peluang bagi mereka untuk menjadi generasi yang dapat memberikan solusi di masyarakat lewat inovasi.”
Samsung menekankan pengembangan keterampilan dan proses berpikir dalam program SIC sebagai fokus utama. Hal ini karena menyadari bahwa sumber daya manusia yang trampil, kreatif, inovatif dan adaptif, sangat berkaitan bagi terwujudnya kapasitas dan kesuksesan inovasi di Indonesia.
Tak hanya berhak mengikuti tahap pelatihan, siswa yang lolos dan telah disaring menjadi 13 tim oleh Samsung dan Skilvul. Ini adalah mitra Samsung dalam menjalankan program SIC. Siswa dapat ikut serta pula dalam SIC Project Competition 2021. Tim yang terdiri dari total 46 siswa tersebut berasal dari: SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 1 Geger Madiun, SMK Negeri 1 Martapura, SMK Negeri 1 Cimahi, SMK Negeri 10 Makassar, dan SMK Muhammadiyah Kudus.
William Hendradjaja, Chief of Business Skilvul mengungkapkan, “Pada pelatihan pengembangan produk program SIC, poin yang perlu menjadi fokus peserta adalah target utama aplikasi atau produk, dan fitur utama yang ada di aplikasi mereka. Mengapa demikian? Karena fungsi dari aplikasi harus bisa menjawab permasalahan yang dihadapi customer atau target pengguna. Jadi, peserta perlu mendetailkan apa saja fitur utama yang benar-benar cocok dan dibutuhkan. Jangan sampai menciptakan fitur yang sia-sia, karena bisa melenceng dari permasalahan yang ingin diselesaikan. Maka dari itu, mereka harus menajamkan fitur dengan menentukan fitur utama dan fitur pendukung.”
Harus Paham Masalah
Dalam mengembangkan aplikasi sesuai kebutuhan, setiap peserta wajib jeli melihat masalah di sekitar mereka. Contohnya seperti masalah lingkungan, kesehatan, pendidikan, sosial, minat baca, maupun lapangan pekerjaan. “Peserta harus paham betul ide yang mereka buat. Ini untuk mengatasi masalah apa, siapa target penggunanya, rencana aksi dalam pengembangan idenya akan seperti apa, serta dukungan yang mereka perlukan dalam pengembangan ide ini harus meminta bantuan siapa dan dalam bentuk apa,” imbuh William.
“Kami berharap, melalui program SIC akan muncul para inovator muda yang mampu melahirkan produk inovasi dan menumbuhkan mindset baru dalam mengumpulkan serta menerapkan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk merespon, mengatasi, dan menanggulangi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Hingga pada akhirnya, inovasi yang dihadirkan pun mampu menjawab kebutuhan pasar dan industri, serta membuat Indonesia menjadi lebih baik,” tutup Ennita.