Ramadan Menjadi Momen Orang Tua Refleksi Diri dalam Nutrisi, Pengasuhan dan Stimulasi Optimal
Tentang Anak, one stop solution parenting platform kembali mempersembahkan sederet rangkaian webinar dan aktivitas edukatif bagi keluarga Indonesia, bersamaan dengan bulan Ramadan melalui kampanye Bermakna (Berkah Bersama Keluarga Tentang Anak). Selama kampanye ini berlangsung pada bulan Ramadan, Tentang Anak akan membahas berbagai isu parenting seperti nutrisi, pola asuh dan stimulasi yang optimal untuk anak Indonesia.
dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A., Founder dan CEO Tentang Anak, mengatakan, “Bulan Ramadan merupakan momen yang tepat bagi orang tua untuk merefleksikan diri pada peran mereka terhadap tumbuh kembang si kecil. Tentang Anak berkomitmen untuk terus hadir mendampingi setiap perjalanan orang tua dalam membesarkan anak secara optimal, termasuk di momen spesial seperti bulan suci Ramadan. Oleh karenanya, melalui berbagai sesi edukatif selama kampanye Bermakna berlangsung, kami berharap dapat menghadirkan solusi terutama untuk pemenuhan gizi anak Indonesia yang kini masih menjadi fokus utama pihak pemerintah dan para ahli untuk menekan angka stunting serta obesitas yang tinggi pada anak Indonesia.”
Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam pidatonya di media gathering Tentang Anak menyatakan, “Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Seorang anak memerlukan asah, asih, dan asuh untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Momentum bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, dapat dijadikan sebagai penguatan peran orang tua baik dari aspek religius, maupun memahami kebutuhan anak dimulai dari kecukupan gizi, pola asuh hingga gaya hidup sehat untuk pencapaian tumbuh kembang anak yang optimal. Orang tua, keluarga dan masyarakat dapat menjadi role model dalam berperilaku dan bergaya hidup sehat.”
Berbagai sesi edukatif dari Tentang Anak yang akan menitikberatkan pada isu nutrisi dan pola asuh anak ini berlandaskan berbagai studi yang membuktikan bahwa gizi anak Indonesia masih menjadi isu utama yang dihadapi oleh sebagian orang tua dan anak saat ini:
Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, menyebutkan prevalensi stunting sebesar 24,4%. Sementara itu, berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%.
Tren ini diperparah oleh pandemi COVID-19. Survei tahun 2020* yang dilaksanakan terhadap rumah tangga berpendapatan rendah di Jakarta menemukan bahwa makanan bergizi—seperti buah dan sayur, daging sapi dan ikan, dan kacang-kacangan—yang dikonsumsi anak-anak selama pandemi lebih sedikit dibandingkan tahun 2018.
Prof. Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K); Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik & Ketua Satgas Stunting IDAI menyambut niat baik ini dengan menambahkan, “Balita stunting akan berdampak menurunkan kualitasnya sebagai sumber daya manusia di masa dewasa. Oleh sebab itu stunting harus dicegah terutama di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Berbagai cara dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan, diantaranya seperti pemberian ASI dan MPASI yang benar berbasis protein hewani serta pemantauan pertumbuhan yang teratur di fasilitas kesehatan seperti posyandu setiap bulannya untuk deteksi dini dan tatalaksana segera weight faltering terbukti dapat mencegah stunting.”
Prof. DR. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH; Dokter Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan Konsultan Obstertik Ginekologi Sosial & Ketua Pokja Angka Kematian Ibu (AKI) POGI, mengatakan, “Sejak dalam kandungan, janin dapat mengalami gangguan pertumbuhan yang berpotensi menyebabkan stunting. Persalinan prematur juga berpotensi menyebabkan stunting. Kehamilan di usia remaja, malnutrisi (KEK/kurang energi kronik dan obesitas), anemia serta gangguan kesehatan ibu memiliki andil besar terjadinya gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan serta persalinan prematur. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting perlu dilakukan sejak dini, bahkan sebelum ibu hamil. Kehamilan perlu direncanakan dan dipersiapkan dengan baik. Upaya mencegah stunting yang perlu dilakukan adalah menghindarkan kehamilan remaja, rutin memeriksakan kehamilan (ANC), menjaga asupan makanan agar memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan dan yang terpenting ibu memahami pentingnya perencanaan kehamilan agar ibu dapat tetap sehat dan bahagia saat hamil dan menyusui bayinya.”