SATU Indonesia Awards 2021 Ajak Generasi Muda Manfaatkan Teknologi Sebagai Solusi
Di tengah keterbatasan mobilitas akibat pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung sejak tahun lalu, teknologi mampu hadir sebagai jembatan penghubung. Teknologi bisa diandalkan membantu antarmanusia untuk berkegiatan tanpa mengenal jarak dan waktu. Saat berbagai kegiatan tatap muka terpaksa harus berubah menjadi kegiatan tatap layar, tak sedikit yang merasa kaget dan belum siap menghadapi perubahan. Terlebih, transformasi mobilitas ini terjadi dengan sangat cepat dan menuntut siapapun dapat beradaptasi. Untuk itu, di tengah tantangan yang ada selalu dibutuhkan secercah asa dari seseorang yang mampu bergerak membawa perubahan. Sosok itu adalah Galih Suci Pratama, salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk SATU Indonesia Awards tahun 2020 kategori khusus pejuang tanpa pamrih di masa pandemi.
Pada akhir Mei lalu, Galih hadir sebagai salah satu pembicara dalam Inspiranation with 12th SATU Indonesia Awards 2021 bertema “Dampak Positif Penggunaan Teknologi” yang diadakan oleh Astra secara virtual berkolaborasi dengan Young On Top.
Turut hadir juga narasumber Vidi Aldiano, penyanyi sekaligus content creator, dan Onno W. Purbo, pakar teknologi informasi yang juga merupakan juri 12th SATU Indonesia Awards 2021 serta Sarah Sechan sebagai host.
Para narasumber membahas berbagai cara pemanfaatan teknologi sebagai solusi dan menjadi harapan dari berbagai tantangan yang muncul pada masa ini, salah satunya melalui penggunaan platform YouTube.
“Mulai tahun lalu, sejak kita harus berkarya dari rumah saya merasa YouTube channel saya perlu dimaksimalkan lagi. Jadi, saya putuskan untuk membuat my own show yang ada faedahnya. Makanya saya bikin program yang edutainment karena disitu ada edukasi, main game, dan berbagi informasi juga, tapi tetap menghibur at the same time,” ujar Vidi yang belakangan fokus mengembangkan program Vidi-O-Game di kanal YouTube-nya.
Sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 kategori khusus, Galih juga menginisiasi pembuatan kanal YouTube Pembelajaran sekolah dasar di Kota Semarang untuk menjawab tantangan yang dihadapi para guru dalam mengajar melalui metode daring.
Saat awal pandemi tahun lalu, dia melihat ada ketidaksiapan sistem pengajaran oleh guru-guru karena saat itu para guru lebih banyak memberikan soal daripada menyampaikan materi ajar kepada murid. Hal itu dikhawatirkan Galih dapat membuat murid-murid mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran dan lebih jauh lagi menjadi stres karena mendapatkan berbagai tugas setiap hari dari para gurunya.
Putar Otak Atasi Masalah Pembelajaran
Berangkat dari hal tersebut, Galih lantas memutar otak untuk mengatasi persoalan pembelajaran dari rumah. Akhirnya, sebagai salah satu solusi dalam proses mengajar, Galih bersama dengan rekan-rekan seprofesinya memelopori pembuatan satu kanal di YouTube. Kanal ini memuat berbagai video pembelajaran dengan konsep tematik yang menarik untuk peserta didik.
“Materi yang disampaikan beragam. Mulai dari pelajaran matematika, bahasa, agama, olahraga, dan lain sebagainya. Materi dibagi berdasarkan kelas, tema, dan subtema pembelajaran masing-masing. Seluruh video pembelajaran ini juga disusun menggunakan pendekatan tematik,” ujar pemuda kelahiran tahun 1991 ini.
Sama halnya dengan Vidi, Galih berpikir saat ini guru-guru perlu memiliki kanal YouTube. Ini sebagai media dalam menyampaikan materi yang atraktif dan interaktif kepada para peserta didik. Tujuannya agar mereka dapat memahami materi pembelajaran jarak jauh dengan lebih baik.
Onno W. Purbo juga memberikan apresiasi kepada dua anak muda yang menjadi pembicara kali ini. “Saya salut dengan mereka yang mau bergerak lebih. Apalagi untuk masyarakat di masa pandemi ini karena banyak dari kita di masa pandemi ini yang tidak punya semangat itu. Saya harap dengan adanya SATU Indonesia Awards ke-12 bisa melahirkan lebih banyak lagi sosok seperti Vidi dan Galih,” ujar Onno.
Lebih dari 50 Ribu Subscriber
Saat ini, kanal YouTube Pembelajaran SD Kota Semarang sudah memiliki lebih dari 50.000 subscribers. Selain itu, kanal Youtube ini juga memiliki 1.000 video pembelajaran yang diunggah sejak dirintis pada 13 Juli 2020. Galih mengaku uang yang diperoleh dari monetisasi konten digunakan seluruhnya untuk pengembangan kompetensi guru-guru dan santunan bagi murid yang membutuhkan.
Ke depannya, Galih dan tim berencana untuk membuat podcast dan webinar untuk guru-guru mata pelajaran. Dia berharap para guru dan murid dimanapun dapat terbantu dalam menyerap materi pelajaran. Terutama di saat pandemi. Caranya melalui kanal yang menjadi panutan bagi sejumlah sekolah di Kinabalu, Malaysia dan Filipina ini.