TaniFund dan Intani Lakukan Panen Perdana di Sukabumi Jawa Barat
TaniFund, baru saja melakukan prosesi panen perdana untuk komoditas padi yang dibudidayakan bersama Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani). Acara ini digelar di Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu, 7 Maret 2021. Panen tersebut dilakukan untuk komoditas padi yang telah ditanam di lahan 1.000 hektare di Ujung Genteng, Sukabumi, 17 Oktober 2020.
Pamitra Wineka (Komisaris TaniFund dan President TaniHub Group), Edison Tobing (Direktur TaniFund), Guntur Subagja (Ketua Umum Intani), Yasid Taufik (Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian), dan Budiono (Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan, Persero) memanen sejumlah batang padi secara simbolis di lahan persawahan tersebut.
Proyek budidaya tersebut melibatkan 1.100 petani yang tersebar dalam 11 kelompok tani (Poktan). Para petani ini siap melakukan proses panen yang direncanakan akan berjalan hingga pekan keempat April 2021. Dalam ekosistem korporasi petani yang dibangun Intani, TaniFund bertindak sebagai penyedia pendanaan. Terutama bagi proyek budidaya. Sedangkan Mitra Bumdes Nusantara dan Pupuk Indonesia Pangan sebagai off-taker hasil panennya.
Dalam proyek tersebut, TaniFund memberikan dukungan melalui penyaluran permodalan dengan total nilai sebesar Rp18 miliar kepada 11 poktan yang terlibat. Kesebelas poktan tersebut dinaungi oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) BRISMA.
Komisaris TaniFund, Pamitra Wineka mengatakan bahwa keterlibatan TaniFund dalam proyek budidaya padi bersama Intani merupakan bukti komitmen perusahaan untuk berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan pelaku agribisnis lainnya.
“Kami merasa senang dapat berpartisipasi dalam proyek ini. Karena melibatkan ribuan petani yang tentunya membutuhkan dukungan pendanaan untuk dapat mengembangkan usaha mereka. Kami berharap model bisnis seperti ini dapat direplikasi di banyak tempat. Hal ini karena pemberdayaan petani dan penguatan ketahanan pangan membutuhkan peran serta aktif dari berbagai pemangku kepentingan,” ujar Pamitra, yang juga menjabat sebagai Presiden TaniHub Group.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Intani, Guntur Subagja mengatakan proyek ini menjadi sebuah silaturahmi dan kolaborasi yang dapat menjadi titik tolak upaya pemberdayaan petani dan pertanian Indonesia ke depannya.
“Intani adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kemandirian pertanian Indonesia. Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tanpa disubsidi pun, industri pertanian jika dikolaborasikan dengan baik. Industri ini dapat menguntungkan petani, pelaku usaha, industri, ataupun sektor-sektor lainnya, serta memberikan social impact yang besar,” kata Guntur.
Melibatkan SDM Lokal
Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar yang mayoritas bertani, ekosistem Intani juga melibatkan 3.000 santri melalui Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin. Pesantren yang berada di bawah naungan gapoktan BRISMA tersebut bertindak sebagai “local hub ecosystem” yang melatih para santri untuk menjadi local leader, santri tani, dan “santripreneur”.
Menurut Edison Tobing selaku Direktur TaniFund yang juga turut mengikuti prosesi tanam perdana pada Oktober tahun lalu serta panen perdana di Maret 2021, keterlibatan pesantren dalam ekosistem Intani dapat menjadi salah satu solusi pemberdayaan komunitas petani, karena para santri dapat mendorong para petani muda untuk berpartisipasi dalam upaya memperkuat ketahanan pangan melalui ekonomi kerakyatan di masyarakat lokal.
Didirikan pada 2017, TaniFund telah berhasil menyalurkan pendanaan sebesar Rp199,63 miliar (per 7 Maret 2021). Pendanaan melalui ratusan proyek dalam bidang pangan dan agrikultur. Upaya yang telah dilakukan TaniFund pun berdampak terhadap peningkatan produksi 2.700 petani binaannya sebesar 20%. Tidak hanya itu, semangat TaniFund dalam meningkatkan inklusi keuangan terlihat pada peningkatan pendapatan petani binaannya. Peningkatan secara umum sebesar 25% dengan kepemilikan rekening bank mencapai angka 100%.
Sebagai P2P Agritech lending dengan pertumbuhan tertinggi dalam satu semester terakhir (44.77%), TaniFund optimis menjadi P2P Lending dengan market share terbesar di Indonesia melalui penyaluran kredit 600% lebih besar dari tahun sebelumnya.